Cari Blog Ini

Jumat, 26 Maret 2010

Pertemuan ke-2


PSIKOLOGI MASSA


Oleh : Ibu Dra. Henny Irawan, M.Hum.Psi


Psikologi massa berbicara mengenai perilaku dalam kelompok. Manusia cenderung merasa lebih nyaman ketika mengerjakan sesuatu bersama-sama.
Teori Klasik :
1 . Sigmund Freud

Orang-orang dalam kerumunan akan melakukan sesuatu yang berbeda daripada bila ia sendiri.

2 . Lee Bon
Dalam keramaian, akan semakin anonym (tidak dikenali) dan biasa muncul emosi-emosi baru, seperti marah, rusuh, buas dll.
Teori Penularan
Dengan menggunakan tameng anonym (tidak dikenali), orang dalam kerumunan meninggalkan tanggung jawabnya. Dalam kerumunan mereka merasa kehidupan adalah miliknya sendiri, terjadi pencampuradukan emosi dan membawanya ke tindakan irasional seperti kekerasan. Kerumunan mengakibatkan orang-orang berperilaku tertentu.

Teori Konvergensi
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kerumunan bukanlah hasil dari kerumunan itu sendiri, tetapi dibawa oleh individu-individu ke dalam kerumunan tersebut.
Teori Non Emergency
Menurut Ralph Turner dan Lewis Killian, kerumunan dimulai dari kumpulan orang-orang dengan minat dan motivasi yang berbeda. Mereka akan membuat aturan-aturan dalam kerumunan. Masing-masing mengambil peran yang berbeda : ketua, pengikut/anggota, penonton pasif, atau bahkan sebagai lawan.
Empat Bentuk Perilaku Berkelompok:
1. Crowd, ada 3 bentuk : panik, gila-gilaan, dan perilaku kasar.

2.

Publik, terbentuk ketika memulai diskusi mengenai suatu isu dan berhenti ketika telat mencapai keputusan.



3 3. Massa, bukan didefinisikan sebagai bentuk interaksi, tetapi sebagai usaha mereka yang menggunakan media massa untuk memanggil audiens.
4. Pergerakan sosial

Pergerakan sosial yang aktif seperti Revolusi Perancis mencoba untuk mengubah masyarakat.
Pergerakan social yang ekspresif seperti Alcoholics Anonymous mencoba untuk mengubah anggotanya.


OPINI
Dalam perkuliahan Psikologi Massa ini, kami baru menyadari bahwa ada benarnya seseorang memiliki perilaku yang berlawanan tergantung pada kondisi saat itu apakah dia sendiri atau berkelompok. Ketika sendiri, seseorang akan berperilaku dengan melihat norma yang ada. Akan tetapi ketika dalam kelompok, seseorang cenderung akan menjadi liar dan berperilaku tanpa melihat norma yang ada karena sifatnya yang berada dalam kemajemukan sehingga sulit untuk dibedakan satu per satu dan tanggung jawab lebih kecil (berlindung di dalam kelompok). Seperti demonstrasi yang terjadi di kota Jakarta, tidak semua dari mereka adalah orang yang liar. Mungkin dalam hidup bermasyarakat, mereka hidup dengan damai. Tapi dalam keramaian, mereka terpengaruh untuk mengikuti yang lainnya sehingga menjadi liar dan rusuh. Dalam hal ini, diperlukan kesadaran tiap individu untuk lebih dapat mengontrol diri dan mempunyai kesadaran yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar