Cari Blog Ini

Selasa, 22 Juni 2010

Tugas UAS Individu


Nama : Viky Sugianto
NIM : 915070169
Pokok bahasan : Semiotik

Tanda Menciptakan Pergeseran Makna pada Iklan-iklan Komersil

Sebagai konsumen, kita mungkin disuguhi ratusan dan bahkan ribuan iklan komersil setiap hari. Iklan-iklan tersebut muncul di papan reklame, surat kabar, televisi, selebaran, kegiatan yang didukung sponsor, hingga e-mail. Iklan merupakan perangkat komunikasi antara perusahaan dengan konsumennya. Nampaknya iklan dipercaya sebagai cara untuk mendongkrak penjualan oleh banyak pengusaha untuk kegiatan promosi.Perkembangan iklan dari masa ke masa telah merefleksikan dunia kehidupan manusia. Sebuah iklan berkaitan dengan sistem tanda di dalamnya. Petanda-petanda merupakan konsep mental yang kita gunakan untuk membagi realitas dan mengategorikannya sehingga kita bisa memahami realitas tersebut. Semiotika memandang komunikasi sebagai pembangkitan makna dalam pesan (baik oleh encoder maupun decoder).

Terpaan iklan dapat terjadi sepanjang kehidupan seseorang dan berperan untuk peneguhan nilai-nilai baru dan memodifikasi atau membuang nilai-nilai lama (spesial efek yang dahulu tidak ada, sekarang sering digunakan dalam pembuatan desain iklan). Beberapa tahun lalu misalnya, iklan yang menampilkan wanita dengan rok mini dianggap porno oleh masyarakat tetapi sekarang iklan yang seperti itu sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Iklan produk kecantikan dan perawatan tubuh selalu dicitrakan dan diidealisasikan sebagai sosok seorang perempuan yang jauh berbeda dengan sebagian besar perempuan. Mereka jauh lebih tinggi , kulitnya jauh lebih putih dan halus dan akibatnya sudah bisa ditebak karena sebagian besar perempuan tidak seperti para model di iklan tersebut maka mereka pun berlomba lomba membeli produk-produk tersebut agar dirinya bisa seperti model di iklan tersebut. Pertanyaannya, Apakah cantik itu harus diukur dengan kulit putih, halus, dan langsing? Banyak wanita Indonesia berkulit hitam tapi cantik. Bahkan salah satu suku di Thailand menilai wanita cantik dengan melihat panjang lehernya, semakin panjang leher seorang wanita maka semakin cantik pula wanita tersebut.
Tidak hanya itu sekarang iklan rokok kerap divisualisasikan menjadi sesuatu yang perkasa. Rokok, sebagaimana yang telah diketahui bersama, merupakan produk yang secara kesehatan sangat merugikan. Namun, didalam iklan, rokok digambarkan sebagai alat yang mampu memompa kepercayaan diri, keberanian dan ketangguhan. Para model iklan rokok tersebut digambarkan sebagai seorang pria gagah yang mampu menaklukkan berbagai rintangan. Tak jarang mereka mampu mendaki puncak gunung yang tinggi dengan enteng.
Secara logika dan menurut penelitian, kebiasaan merokok memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Namun anehnya, dalam iklan mereka yang merokok digambarkan lebih tangguh daripada mereka yang tidak merokok. Jika dihubungkan antara gunung dan rokok, semakin jelas ketimpangan yang di presentasikan oleh pengiklan. Semakin tinggi sebuah gunung semakin rendah kadar oksigen, semakin kurang tekanan udara, semakin sulit untuk bernafas. Maka dimana logikanya seseorang yang merokok diatas puncak gunung untuk sekedar merayakan keberhasilan menaklukkan alam.
Gencarnya iklan yang disajikan, secara tidak langsung telah menanamkan sebuah kepercayaan kepada konsumen. Masyarakat percaya bahwa rokok dapat memberikan nilai lebih kepada penghisapnya. Banyak mereka yang beranggapan bahwa jika tidak merokok belum bisa dikatakan jantan. Maka, ramai-ramailah mereka mengkonsumsi rokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar